Apa kabar dia yang dulu kamu sebut sebagai “miracle”?
Dia yang begitu kamu sayangi
Hingga selalu kulihat binar bahagia itu di matamu ketika kamu berkisah tentangnya
Dia yang tak ada di hari ulang tahunmu yang ke dua puluh
Hingga kamu merasa hari itu tak lengkap meskipun orang-orang terdekatmu ada di sana
Apa kabar dia yang dulu selalu kamu sapa lewat telepon genggam?
Dia yang tak jarang uring-uringan ketika satu malam saja kamu tidak menghubunginya
Dia yang membuatmu rela menempuh jarak ratusan kilometer untuk berjumpa dengannya ketika musim libur
Apa kabar dia yang dulu menjadi inspirasimu ketika belajar photoshop dan coreldraw?
Dia yang kamu utak-atik fotonya dengan berbagai efek yang telah kamu kuasai hingga membuatnya terlihat lebih menarik di matamu
Dia yang foto-fotonya kamu simpan pada sebuah album khusus pada akun jejaring sosialmu
Apa kabar dia yang dulu kamu puja dengan sejuta kata?
Yang setia kamu tunggu meski pada akhirnya jaraklah yang menjadi kambing hitam atas perpisahan kalian
Tapi dia juga yang sedikit banyak telah membakar semangatmu untuk meraih mimpi-mimpi yang mulai kamu rangkai
Lalu apa kabarmu?
Masihkah kamu menyimpan dia di hatimu?
Makassar, in the middle of April